BSIP NTB GELAR WORKSHOP MULTISTAKEHOLDER PLATFORM DAN ESF PROGRAM ICARE
#Sobattani, Program ICARE sangat memperhatikan masalah lingkungan dan sosial sehingga perlu adanya strategi dalam penanganannya dalam membangun usaha bisnis yang akan dikelola oleh koperasi atau petani sehingga tidak berdampak pada kehidupan disekitarnya. Melalui pertemuan ini bersama seluruh steakholder membangun kolaborasi untuk menyusun strategi implementasi yang lebih efektif, mengidentifikasi tantangan yang mungkin dihadapi, serta membangun langkah-langkah konkret untuk memastikan keberhasilan program ini. Kolaborasi ini akan menjadi landasan yang kuat untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Keterlibatan semua pihak tercermin pada kegiatan workshop multistakeholder platform dan environmental and social framwork yang dilaksanakan di hotel swissbellcourt, Lombok Tengah (13/05/2024) yang dihadiri oleh berbagai stakeholder di Nusa Tenggara Barat seperti Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Tengah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Tengah, PMU Program ICARE, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Kepala Bapperinda Kab Lombok Tengah, Fatepa Unram, Camat, Kepala UPT, Penyuluh dan Koperasi di tiga lokasi ICARE, Kios Saprodi, dan swasta.
Dalam sambutannya Kepala BSIP NTB menyampaikan bahwa Program ICARE merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia (Kementerian Pertanian) dengan Bank Dunia yang direncanakan selama 5 tahun (2023 s/d 2027). Program ini diperuntukkan untuk 9 provinsi, termasuk Provinsi NTB, dengan Kabupaten Lombok Tengah sebagai pilot proyek. Program ICARE tidak hanya fokus pada pencapaian implementasi kegiatan, tetapi juga menekankan pada pengelolaan manajemen risiko adaptif dan keterlibatan semua pihak dalam mengantisipasi dampak lingkungan hidup dan sosial yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut. Pengawasan dampak lingkungan dan sosial yang baik, dengan memperhatikan lingkungan sekitar usaha bisnis yang dibangun, merupakan salah satu faktor penentu untuk mendapatkan hasil produk dan lingkungan yang standar sesuai kebutuhan. Seluruh stakeholder yang terlibat akan bertanggung jawab, termasuk provinsi, kabupaten, dan perusahaan swasta. “Kami dari BSIP akan bersama-sama memajukan bisnis dan mendampingi koperasi untuk mencapai tujuan ini”
Lebih lanjut dalam arahan Kepala Dinas Pertanian kabupten Lombok Tengah (Ir Muhamad Kamrin) menyampaikan bahwa kegiatan ICARE yaitu sebagai usaha bisnis harus berkelanjutan, dengan konsep ICARE ke depan mengintegrasikannya jagung dan ayam dengan target setidaknya mampu menghasilkan pakan ternak di tempat kita sendiri. “Kita juga harus memperhatikan ekosistem lingkungan. Untuk itu, kita akan melaksanakan workshop bagi stakeholder untuk memahami bagaimana rencana bisnis bisa berkelanjutan dan aman. Kita sepakat bahwa program ini menjadi harapan kita bersama. Kita harus memanfaatkan kelebihan berpikir kita untuk memberikan masukan bagi pengembangan ICARE, khususnya dalam konteks dampak sosial dan lingkungan.”
Materi dari Dinas Lingkungan Hidup dan tentang kelestarian lingkungan hidup dalam pengembangan kawasan agribisnis pertanian dan materi dari PMU tentang peran multistakeholder platform dalam kerangka kerja lingkungan dan sosial program ICARE menambah pemahaman yang mendalam terkait workshop yang dilaksanakan pada hari ini. Selain itu sosialisasi rencana kerja ESF ICARE di NTB memberikan pandangan yang lebih luas dalam program ini.
Diskusi aktif para peserta sebagai bagian untuk memastikan pemahaman yang jelas dan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan dari program ICARE
Tujuan akhir dari penerapan standar lingkungan dan social (ESF) merupakan salah satu sarana komunikasi program ICARE dengan masyarakat dalam upaya perlindungan terhadap kesehatan dan keamanan masyarakat dan lingkungan, terhadap dampak negative yang dapat ditimbulkan oleh pelaksanaan Bisnis yang dilakukan oleh Korporasi Petani dalam mendukung program ICARE.