BSIP NTB SELENGGARRAKAN BIMTEK PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP)
#SobatTani, Ditengah tengah tantangan global seperti saat ini terjadi perubahan gorilla elnino,maupun penurunan kesuburan tanah namun petani dihadapkan pada tuntutan peningkatan produksi sekaligus meningkatkan kualitas produk dan berkelanjutan
Oleh karenanya, GAP (Good Agriculture Prakticess (GAP) memiliki peran penting bagaimana praktek pertanian yang baik dan benar dan tidak hanya menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi namun juga diproduksi secara bertanggung jawan terhadap lingkungan.
Untuk itu hari ini dalam rangka meningkatkan kapasitas penerap standar instrument pertanian dalam berproduksi tyang baik dan benar dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, BSIP NTB melalui program ICARE selenggarakan Bimbingan Teknis Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Tanaman Jagung dan Ayam Kampung Unggul mendukung kawasan agribisnis di Lombok Tengah dari tanggal 27-28 mei 2024.
Hadir Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Kepala BSIP NTB, Kepala BPTPH Provinsi NTB, Kepala Bidang Produksi Peternakan dan Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Kepala UPT dari 10 Kecamatan (Praya, Kopang, Batukliang, Praya Barat, Praya Tengah, Batukliang Utara, Pringgarata, Jonggat, Pujut, Janapria)
Dalam sambutan Kepala BSIP Nusa Tenggara Barata (Dr.Ir.Awaludin Hipi, M.Si) menegaskan bahwa Bank Dunia berkomitmen untuk mengakomodasi semua petani penerima manfaat melalui koperasi, dengan menerapkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Penguatan kelembagaan menjadi prioritas utama agar bisnis dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Selain itu, sumber daya manusia (SDM) juga perlu diperkuat, baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan, karena keduanya sangat penting untuk mendukung kinerja dan efektivitas kelembagaan. Dengan demikian, kombinasi antara kelembagaan yang kuat dan SDM yang kompeten akan menjadi kunci sukses dalam mengelola bisnis pertanian yang berdaya saing tinggi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok tengah dalam arahannya menyampaikan bahwa dalam rangka memperkuat kapasitas petugas dan petani, program ICARE berupaya mengoptimalkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. ICARE fokus pada dua komoditi utama, yaitu jagung dan ayam kampung unggul, yang saling berintegrasi karena memiliki keterkaitan erat. Dengan mengembangkan budidaya jagung dan ayam secara terintegrasi, diharapkan seluruh persoalan terkait dapat diselesaikan melalui program ini. ICARE tidak hanya menargetkan peningkatan produksi dan produktivitas, tetapi juga menekankan keberlanjutan dengan orientasi pertanian yang ramah lingkungan. Salah satu langkah awal yang diambil adalah mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Ini merupakan aspek penting dalam menciptakan pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan. “Mari kita bekerja sama dan berbagi pengetahuan untuk mensukseskan program ICARE ini demi mencapai hasil yang optimal.”
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini dalam rangka mendukung program kegiatan ICARE yang berkelanjutan menyuguhkan materi yang sesuai dengan kebutuhan para peserta yaitu Standar Pembuatan Pakan Ternak Ayam KUB dengan Memanfaatkan Bahan Lokal (BSIP UAT), Penerapan Standar Budidaya Jagung Mendukung Peningkatan Produksi Jagung (Yanti Triguna, SP/BSIP NTB), Smart Farming Digitalisasi dan Export (Founder Petani Muda Keren), Pemanfaatan Bahan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan (BPTP NTB), Teknologi Pengelolaan Pupuk Organik Padat (BSIP NTB),dan Aplikasi Pestisida dan Herbisida sesua GAP (PT Bayer)
Untuk meningkatkan keterampilan peserta, materi dilanjutkan dengan sesi praktik langsung pembuatan pestisida nabati daun mimba dan pupuk organik padat (kohe ayam). Tujuan kegiatan praktik adalah untuk meningkatkan keterampilan peserta dengan memberikan pengalaman langsung, sehingga mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan teori secara efektif dan siap menghadapi situasi nyata di lapangan.
Harapan dari kegiatan ini peserta dapat meningkatkan keterampilan praktis mereka, mengaplikasikan pengetahuan secara efektif, dan menjadi lebih siap serta kompeten dalam menghadapi tantangan di lapangan, sehingga mendukung kesuksesan dan keberlanjutan program ICARE secara keseluruhan.