GERAKAN TANAM PADI BERSAMA: DAMPAK LANGSUNG PEMANFAATAN POMPA AIR DI LOMBOK TENGAH
#SobatTani, Tanam Padi Bersama digelar di Kelompok Tani Maju Bersama Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata dari pemanfaatan pompa air yang telah didistribusikan oleh Kementerian Pertanian, guna mendukung peningkatan produksi pertanian di tengah tantangan perubahan iklim.
Kabupaten Lombok Tengah memiliki potensi pertanian yang besar dengan luas baku sawah (LBS) mencapai 50.204,93 Ha. Namun, akses air, terutama pada musim kemarau, masih menjadi tantangan utama bagi petani. Banyak lahan pertanian belum terjangkau jaringan irigasi yang memadai, sehingga bantuan pompa menjadi solusi krusial untuk memastikan ketersediaan air bagi aktivitas pertanian.
Sebanyak 252 unit pompa dan 26 unit irigasi perpompaan yang telah disalurkan ke Lombok Tengah memungkinkan petani untuk memanfaatkan air dari sumur, sungai, atau sumber air lain yang letaknya jauh dari lahan mereka sehingga dapat menanam padi lebih sering dan meningkatkan produktivitas lahan yang sebelumnya sulit dijangkau air.
Gerakan Tanam Padi Bersama ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi pertanian, tetapi juga mencerminkan semangat kebersamaan dan kolaborasi berbagai pihak dalam misi yang sama untuk mencapai ketahanan pangan. Kegiatan ini dihadiri oleh Penanggung Jawab Program PAT, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Kepala Bapeltanbun Provinsi NTB, Kasiter Kodim 1620 Lombok Tengah, Sekretaris Dinas, Kepala Bidang Penyuluhan, Kepala Bidang Produksi, dan Kepala Bidang PSP Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, serta para petani di Kelurahan Semayan.
Kepala BSIP NTB menyampaikan bahwa gerakan ini merupakan bagian dari upaya percepatan tanam yang harus dilakukan di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan air. “Gerakan Tanam Padi Bersama ini adalah bukti nyata dari pemanfaatan pompa air yang telah kita distribusikan. Dengan percepatan tanam, kita berharap bisa meningkatkan produksi padi di tengah berbagai tantangan, termasuk perubahan iklim dan terbatasnya akses air,” tutup beliau.